Kesalahan-kesalahan yang Sering Terjadi Selama Wukuf di Arafah

Kategori : Fiqih, Ditulis pada : 29 Agustus 2023, 15:54:56

Wukuf di Arafah adalah momen istimewa yang penuh berkah bagi para jemaah haji. Namun, sangat disayangkan, masih banyak jemaah haji yang terjatuh dalam kesalahan-kesalahan yang berpotensi merugikan ibadah mereka. Kekurangan ilmu, kurangnya motivasi dalam beribadah, atau sikap pasif terhadap sesama jemaah sering menjadi penyebab kesalahan-kesalahan ini. Oleh karena itu, penting bagi para jemaah haji untuk memahami kesalahan-kesalahan ini agar mereka dapat menghindarinya dan bersyukur atas anugerah ilmu dan cinta terhadap sunnah yang diberikan oleh Allah Subhanahu wata'ala.

Beberapa kesalahan yang sering terjadi selama wukuf di Arafah antara lain:

  1. Wukuf di luar wilayah Arafah. Para dai dari kementrian agama arab saudi masih banyak menemukan jemaah haji yang melakukan wukuf di luar Arafah. Ini mengakibatkan tidak sahnya haji kita. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
  2. الحجُّ عرفةُ , فمن اَدْرَكَ لَيْلَةَ عرفةَ قبلَ طُلُوْعِ الفَجْرِ من ليلةِ جُمَعٍ فَقَدْ تَمَّ حَجُّـهُ
  3. "Haji adalah wukuf di Arafah. Maka siapa yang mendapati ‘Arafah pada malam hari sebelum terbit fajar, sesunggunya dia telah mendapat haji". [Hadits Riwayat Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi dan Ibnu Majah]
  4. Keluar dari Arafah sebelum matahari terbenam. Meninggalkan wukuf sebelum matahari terbenam dapat mengakibatkan kewajiban haji tidak terpenuhi dan harus membayar dam. (Nihayatul Mathlab 4/310)
  5. Menyibukkan diri dengan mendaki Jabal Rahmat atau berjalan-jalan. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah mendaki gunung rahmat saat wukuf di Arafah. Tindakan ini tidak ada nilai ibadahnya dan tidak dicontohkan. Jika menaiki sekedar untuk mencari udara, maka hukumnya boleh, tetapi sangat disayangkan karena kesempatan berwukuf di Arafah belum tentu terulang kembali. Imamul Haramain al-Juwaini mengatakan, "Dan tidak ada nilai ibadah dalam menaiki gunung ini, meski orang-orang biasa melakukannya." (Nihayatul Mathlab 4/311)
  6. Menghadap Jabal Rahmat saat berdoa dan dzikir. Seharusnya jemaah menghadap kiblat dalam berdoa. sebagaimana dijelaskan dalam hadits Jâbir:
  7. ثُمَّ رَكِبَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- حَتَّى أَتَى الْمَوْقِفَ فَجَعَلَ بَطْنَ نَاقَتِهِ الْقَصْوَاءِ إِلَى الصَّخَرَاتِ وَجَعَلَ حَبْلَ الْمُشَاةِ بَيْنَ يَدَيْهِ وَاسْتَقْبَلَ الْقِبْلَةَ
  8. Kemudian Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam berangkat hingga tiba di tempat wukuf, maka beliau jadikan perut unta beliau al-Qashwa di bebatuan (di belakang Jabal Rahmat) , menjadikan rombongan pejalan kaki di depan beliau dan menghadap kiblat. [HR. Muslim no. 1284]. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menghadap Jabal Rahmat sejajar dengan arah kiblat saat wukuf. Jika kita tidak bisa menghadap kiblat sejajar dengan Jabal Rahmat maka yang diutamakan mengahadap kiblat.
  9. Tidak mengoptimalkan dzikir dan doa, tetapi malah sibuk ngobrol dan bercanda. Begitu disayangkan sekali ketika wukuf disibukkan dengan ngobrol dan bercanda. Ingatlah bahwa banyak umat islam yang menginginkan berada diposisi tersebut dikarenakan tidak memiliki biaya atau tidak memiliki kondisi fisik yang memungkinkan atau sebab lain. Allah memilih anda, maka jangan sia-siakan kesempatan yang sangat berharga ini dengan mengobrol dan canda tawa. Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma bercerita, "Ada orang yang ikut wukuf bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di Arafah, tiba-tiba ada orang yang terpelanting dari ontanya, jatuh, hingga lehernya patah. Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
  10. اغْسِلُوهُ بِمَاءٍ وَسِدْرٍ، وَكَفِّنُوهُ فِي ثَوْبَيْنِ، وَلا تَمَسُّوهُ طِيباً، وَلا تُخَمِّرُوا رَأْسَهُ وَلا تُحَنِّطُوهُ، فَإِنَّ اللهَ يَبْعَثُهُ يَوْمَ القِيَامَةِ مُلَبِّياً
  11. Mandikan dia dengan air dan bidara. Jangan dikasih wewangian, dan jangan ditutupi kepalanya. Karena Allah akan membangkitkannya pada hari kiamat, dalam kondisi membaca talbiyah." (Bukhari 1265 & Muslim 2948)
  12. Menghabiskan waktu untuk berfoto-foto di Arafah, yang dapat menjadi bentuk riya'. Ketahuilah, dengan foto-foto bisa membukakan pintu setan untuk menjerumuskan anda kedalam riya (beramal agar dilihat dan dipuji orang lain) yang membuat haji anda sia-sia. Maka tutupilah ibadah haji ini dari pandangan manusia, sesunggunya hanya kepada Allah kita mengharapkan pahala.
  13. Merokok. Kebiasaan buruk ini masih banyak dilakukan oleh jemaah haji. Sesungguhnya kita mencari kesempurnaan dalam beribadah haji, maka jangan menyia-nyiakan haji kita untuk sesuatu yang buruk.
  14. Mencari kekhusyukan dengan mendengarkan musik. Berdoa dan berdzikir yang Nabi shallallahu 'alaihi wasallam contohkan pada saat wukuf.
  15. Bersolek bagi wanita. Islam melarang wanita bersolek saat keluar rumah yang dapat menimbulkan fitnah shahwat bagi yang memandangnya. Cukuplah wanita bersolek untuk para suaminya saja, sehingga tertutupi dari pandangan orang jahat. Larangan ini menjadi lebih tegas jika dilakukan saat ibadah haji. Sesungguhnya kita berhaji mengahrapkan wajah Allah dan mengharapkan ibadah haji kita menjadi mabrur bukan untuk dilihat orang lain.

Kesalahan-kesalahan ini harus dihindari oleh jemaah haji agar ibadah mereka dapat lebih bermakna dan mabrur. Semoga Allah subhanahu wata'ala memberikan petunjuk kepada kita kebenaran dan hidayah serta menjauhkan kita dari kesalahan dan kemaksiatan.

Chat Dengan Kami
built with : https://erahajj.co.id