Mengenal Lebih Dalam Mina: Mengungkap Makna Nama dan Lokasinya

Kategori : Fiqih, Ditulis pada : 06 Juli 2023, 17:11:08

Sebab Dinamakan Mina

Mina, yang memiliki beberapa penjelasan tentang asal usul namanya, memiliki signifikansi yang mendalam dalam konteks perjalanan haji. Pertama, disebutkan bahwa Mina dinamakan demikian karena tempat ini menjadi titik berkumpulnya manusia. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Al-Faakihi,

وَيُقَالُ سُمِّيَتْ مِنًى لِاجْتِمَاعِ النَّاسِ بِهَا. وَالْعَرَبُ تَقُولُ لِكُلِّ مَكَانٍ يَجْتَمِعُ فِيهِ النَّاسُ: مِنًى

"Mina dinamakan demikian karena orang-orang berkumpul di tempat ini. Di dalam bahasa Arab, Mina digunakan untuk menyebut setiap tempat di mana orang-orang berkumpul." (Akhbaar Makkah, al-Faakihi 4/217).


Kedua, ada juga pendapat bahwa Mina dinamakan demikian karena darah hewan haji yang mengalir di tempat ini. Al-Fakihi menyatakan,

وَيُقَالُ: إِنَّمَا سُمِّيَتْ مِنًى لَمَّا يُمْنَى فِيهَا مِنَ الدِّمَاءِ

"Mina dinamakan demikian karena darah hewan kurban dialirkan di tempat ini." (Akhbaar Makkah, Al-Fakihi 4/256).

Selain itu, Al-Azroqi meriwayatkan dari Ibnu Ábbas radhiallahu ánhu, yang mengatakan,

إِنَّمَا سُمِّيَتْ مِنًى مِنًى؛ لِأَنَّ جِبْرِيلَ حِينَ أَرَادَ أَنْ يُفَارِقَ آدَمَ عَلَيْهِ السَّلَامُ قَالَ لَهُ: تَمَنَّ , قَالَ: أَتَمَنَّى الْجَنَّةَ فَسُمِّيَتْ مِنًى لِأُمْنِيَّةِ آدَمَ عَلَيْهِ السَّلَامُ

"Mina dinamakan Mina karena ketika Jibril hendak meninggalkan Nabi Adam álaihis salam, dia berkata kepadanya, 'Tammni (berangan-anganlah)!' Adam berkata, 'Aku berangan-angan tentang surga.' Maka dinamakanlah tempat ini Mina, mengingat angan-angan Nabi Adam álaihis salam." (2/180).


Lokasi Mina

Secara geografis, Mina terletak di sebelah tenggara Masjidil Haram dengan luas sekitar 7,8 km persegi. Mina dibatasi oleh Jamrotul 'Aqobah di arah barat (arah Mekah) dan wadi (lembah) Muhassir di arah timur. Namun, kedua tempat tersebut bukan termasuk dalam wilayah Mina.


Batasan Mina dari arah utara dan selatan adalah gunung-gunung yang melingkupi kawasan tersebut. Bagian gunung yang mengarah ke Mina juga termasuk dalam wilayah Mina, sehingga memungkinkan para jamaah haji untuk bermabit di sana. Selain itu, bagian gunung yang dibangun dengan hotel atau bangunan juga termasuk dalam wilayah Mina.


Sebagai seorang haji, penting untuk berhati-hati agar tidak bermabit di wadi/lembah Muhassir atau di belakang Jamrotul Áqobah, karena keduanya berada di luar batasan wilayah Mina (lihat al-Majmuu', An-Nawawi 8/130 dan Majmuu Fataawa wa Rosaail al-Utsaimin 24/410). Wadi Muhassir adalah lembah yang memisahkan Mina dan al-Muzdalifah. Di lembah ini, terdapat tanda-tanda yang menunjukkan batas antara Muzdalifah dan Mina. Bagi mereka yang datang dari Muzdalifah menuju Mina, terdapat plakat yang bertuliskan "Muzdalifah ends here" dan "Mina starts here". Sedangkan bagi mereka yang datang dari Mina menuju Muzdalifah, terdapat plakat yang bertuliskan "Mina ends here" dan "Muzdalifah starts here" (lihat Hudud al-Masyaaír al-Muqoddasah hal 22).


MIna Jadid

Terakhir, istilah "Mina Jadid" (Mina Baru) telah dikenal di kalangan jamaah haji Indonesia. Ini mengacu pada tenda-tenda yang dibangun di luar area Mina, yaitu di area al-Muzdalifah. Pemerintah Arab Saudi mengambil langkah ini karena jumlah jamaah haji yang sangat banyak sehingga tenda-tenda di Mina sudah tidak mencukupi lagi. Sebagian kecil jamaah haji Indonesia reguler juga berada di Muzdalifah (Mina Jadid). Meskipun demikian, para ulama mengizinkan dan menganggapnya sah untuk bermabit di Mina Jadid ini dalam kondisi darurat selama tenda-tenda tersebut masih tersedia, seperti kondisi saat ini.

Chat Dengan Kami
built with : https://erahajj.co.id