Panduan Manasik Haji dan Umrah: Tata Cara Sesuai Sunnah Rasulullah

Kategori : Umrah, Haji, Ditulis pada : 09 Oktober 2025, 09:47:50

Panduan Manasik Haji dan Umrah Tata Cara Sesuai Sunnah Rasulullah.png

Panduan Manasik Haji dan Umrah: Tata Cara Sesuai Sunnah Rasulullah

Ibadah haji dan umrah adalah impian bagi setiap umat Muslim. Menunaikan rukun Islam kelima ini adalah perjalanan spiritual yang mendalam, mendekatkan diri kepada Allah dan mengikuti jejak para nabi. Agar ibadah haji dan umrah diterima dan bernilai di sisi Allah, penting untuk memahami dan melaksanakan manasik haji dan umrah sesuai dengan tuntunan Rasulullah.

Umumnya, manasik haji serta umrah adalah rangkaian tata cara ibadah yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad. Hal ini meliputi niat, thawaf, sa'i, wukuf, melempar jumrah, dan tahallul. Maka dari itu, penting mempersiapkan diri untuk melaksanakan ibadah haji dan umrah. Agar nantinya menjalankan ibadah dengan khusyuk dan bermakna.

Memulai Manasik Haji dan Umrah: Niat dan Ihram Sebagai Langkah Awal

Langkah pertama dalam manasik haji dan umrah yaitu niat dan ihram. Niat adalah keinginan yang tulus dalam hati untuk melaksanakan ibadah haji atau umrah. Umumnya, niat ini diucapkan secara lisan saat mengenakan pakaian ihram di miqat.

Miqat merupakan batas waktu dan tempat yang telah ditetapkan untuk memulai ihram. Bagi jamaah dari Indonesia, miqat biasanya di Dzul Hulaifah (Bir Ali). Sedangkan, untuk penduduk Madinah di Qarnul Manazil (As-Sail Al-Kabir) dan seterusnya sesuai dengan arah kedatangan.

Sedangkan untuk pakaian ihram, untuk laki-laki terdiri dari dua lembar kain putih tanpa jahitan. Kain tersebut satu untuk menutupi bagian bawah tubuh dan satu lagi untuk bagian atas. Sedangkan untuk wanita menggunakan pakaian yang menutup aurat secara sempurna, longgar dan tidak transparan.

Thawaf dan Sa'i: Mengikuti Jejak Nabi Ibrahim dan Hajar

Setelah berihram, langkah selanjutnya dalam ibadah haji dan umrah adalah thawaf dan sa'i. Thawaf adalah mengelilingi Ka'bah sebanyak 7 kali, dimulai dari Hajar Aswad dan berakhir di Hajar Aswad.

Saat melakukan thawaf, disunnahkan untuk mencium atau menyentuh Hajar Aswad jika memungkinkan. Selain itu, memberi isyarat dengan tangan jika tidak memungkinkan, seraya mengucapkan "Bismillahi Allahu Akbar". Disunnahkan pula untuk melakukan ramal (berlari-lari kecil) pada tiga putaran pertama bagi laki-laki.

Setelah thawaf, dilanjutkan dengan sa'i yaitu berjalan atau berlari-lari kecil antara bukit Shafa dan Marwa sebanyak tujuh kali. Umumnya, sa'i dimulai dari bukit Shafa dan berakhir di bukit Marwa. Sa'i adalah mengenang perjuangan Siti Hajar yaitu istri Nabi Ibrahim, dalam mencari air untuk putranya, Ismail.

Wukuf di Arafah dan Melempar Jumrah: Puncak Ibadah Haji

Wukuf di Arafah merupakan rukun haji yang paling utama dan tidak dapat diganti. Disini para jemaah akan berdiam diri di Padang Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah, mulai dari waktu zawal (matahari tergelincir) hingga terbit fajar pada tanggal 10 Dzulhijjah.

Setelah wukuf, jamaah haji akan bergerak ke Muzdalifah untuk bermalam dan mengumpulkan kerikil. Selanjutnya menuju Mina untuk melempar jumrah, atau melemparkan batu ke 3 tiang yaitu jumrah ula, wustha dan aqabah. Ini biasanya dilakukan pada tanggal 10 Dzulhijjah, hanya Jumrah Aqabah yang dilempar sebanyak tujuh kali.

Manasik haji dan umrah merupakan suatu rangkaian ibadah yang penuh makna dan keberkahan. Dengan memahami dan melaksanakan setiap tahapan manasik sesuai sunnah Rasulullah, kita dapat meraih haji dan umrah mabrur. Sehingga, nantinya akan membawa perubahan positif dalam hidup kita. Semoga Allah memudahkan langkah para umat muslim menuju Baitullah dan memberikan kesempatan untuk merasakan nikmatnya beribadah di tanah suci.

Chat Dengan Kami
built with : https://erahajj.co.id