Thawaf Memiliki Syarat-syarat yang Harus Dipenuhi Agar Sah
Thawaf Memiliki Syarat-syarat yang Harus Dipenuhi Agar Sah
Thawaf adalah salah satu ibadah yang sangat penting dalam haji dan umrah. Ibadah ini dilakukan dengan berputar mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kali. Meskipun terlihat sederhana, thawaf memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi agar sah. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara detail tentang syarat-syarat thawaf serta tata cara pelaksanaannya.
Apa itu Thawaf, Bagaimana Penjelasannya?
Thawaf adalah ibadah dengan cara mengelilingi Ka'bah di Masjidil Haram sebagai simbol penghambaan dan ketundukan kepada Allah. Dalam melakukan thawaf, seorang jamaah harus memastikan bahwa ia mematuhi syarat-syarat yang ditentukan agar thawaf yang dilakukannya sah dan diterima.
Syarat-Syarat Thawaf Apa Saja?
Semua ibadah memiliki syarat dan hukum-hukum terntentu. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah mengajarkan kepada kita secara sempurna syarat dan hukum setiap ibadah. Thawaf adalah salah satu ibadah yang mulia dan memerlukan kemampuan untuk melakukannya. Oleh karena itu kita harus menyempurnakan ibadah thawaf ini semaksimal mungkin dengan memenuhi syarat-syarat thawaf ini.
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan thawaf. Syarat-syarat ini terbagi menjadi beberapa kategori, yaitu syarat wajib dan syarat sunnah.
Pertama, seseorang yang melakukan thawaf harus mengelilingi Ka'bah.
Para pakar fiqih sepakat bahwa setiap orang yang melakukan thawaf wajib mengelilingi Ka'bah, baik itu dilakukan sendiri atau dengan dibantu oleh orang lain. Hal ini sudah cukup untuk dianggap telah menunaikan kewajiban thawaf.
Kedua, jumlah putaran yang dituntut dalam thawaf adalah tujuh kali.
Hal ini tidak ada perbedaan pendapat di antara para ulama. Mayoritas ulama sepakat bahwa tidak boleh kurang dari tujuh putaran.
BAJA JUGA: Tidak Memakai Kain Ihram Saat Thawaf Ifadhah
Jika ragu dengan jumlah putaran, disarankan untuk mengikuti yang diyakini. Keraguan tersebut tidak perlu diperhatikan. Menurut mayoritas ulama, mengikuti yang diyakini di sini berarti mengambil jumlah putaran yang paling sedikit.
Ketiga, penting untuk berniat sebelum melakukan thawaf.
Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Setiap amal tergantung pada niatnya." Oleh karena itu, agar thawaf menjadi sah, niat untuk thawaf harus ada.
Keempat, thawaf harus dilakukan di tempat yang khusus,
yaitu mengelilingi Ka'bah yang mulia di dalam Masjidil Haram. Ini adalah syarat yang disepakati oleh para ulama. Dalilnya adalah firman Allah dalam Al-Quran. Allah Ta’ala berfirman,
وَلْيَطَّوَّفُوا بِالْبَيْتِ الْعَتِيقِ
"Dan hendaklah mereka melakukan melakukan thawaf sekeliling rumah yang tua itu (Baitullah)." (QS. Al Hajj: 29)
Kelima, thawaf dimulai dari Hajar Aswad.
Ini adalah pendapat mayoritas ulama dalam berbagai madzhab. Sehingga, thawaf yang dimulai setelah Hajar Aswad tidak dianggap sah.
Keenam, posisi orang yang melakukan thawaf harus berada di sebelah kanan Ka'bah.
Ini adalah syarat yang disepakati oleh mayoritas fuqaha'. Thawaf dalam posisi sebaliknya dianggap tidak sah.
Ketujuh, seseorang yang melakukan thawaf harus suci dari hadats dan najis.
Ini adalah syarat sah dalam thawaf menurut ulama Malikiyah, Syafi'iyyah, dan Hambali.
Kedelapan, menutupi aurat juga merupakan syarat sah dalam thawaf menurut mayoritas ulama.
Kesembilan, bagi yang mampu, thawaf dilakukan dengan berjalan.
Namun, bagi yang tidak mampu, seperti orang sakit atau lanjut usia, mereka boleh digendong atau dipikul.
Untuk memahami lebih lanjut tentang ibadah haji dan umrah, Anda bisa membaca artikel terkait berikut: Panduan Haji dan Umrah: Dari Persiapan hingga Pelaksanaan.
Ayo persiapkan diri Anda untuk ibadah haji dan umrah yang penuh berkah. Jangan lewatkan kesempatan untuk beribadah dengan benar dan ikhlas. Untuk informasi lebih lanjut, klik artikel terkait di atas dan pastikan Anda mengikuti setiap langkahnya dengan baik.