Apa Yang Harus Dilakukan Setelah Pulang Dari Haji Atau Umroh?
Ibadah haji dan umrah adalah dua bentuk ibadah besar yang penuh berkah dan ampunan dari Allah Subhanahu wa Ta'ala. Haji adalah salah satu dari lima rukun Islam, sementara umrah, meski tidak wajib, sangat dianjurkan bagi yang mampu. Setelah menunaikan haji atau umrah, seorang muslim kembali dalam keadaan bersih dari dosa, seakan-akan baru dilahirkan kembali. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"مَنْ حَجَّ فَلَمْ يَرْفُثْ وَلَمْ يَفْسُقْ، رَجَعَ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ."
“Barangsiapa yang berhaji kemudian tidak berkata-kata kotor dan tidak berbuat kefasikan, maka dia kembali (dari haji) seperti hari di mana ibunya melahirkannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Namun, apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang muslim setelah kembali dari haji atau umrah? Bagaimana cara menjaga kesucian dan keistiqamahan yang didapatkan dari pengalaman spiritual tersebut sesuai dengan manhaj salaf? Dalam artikel ini, kita akan membahas berbagai fatwa ulama dan nasihat dari para sahabat terkait hal yang dianjurkan setelah kembali dari Tanah Suci.
-
Memelihara Kebaikan dan Kesucian Diri
Salah satu pesan utama setelah pulang dari haji atau umrah adalah menjaga kesucian diri yang telah didapatkan. Para ulama sepakat bahwa seorang muslim yang telah menjalani ibadah ini harus berupaya menjaga konsistensi dalam ibadah dan meninggalkan dosa-dosa yang pernah dilakukan sebelum berhaji atau umrah. Hal ini selaras dengan firman Allah dalam Al-Qur'an:
اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ التَّوَّابِيْنَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِيْنَ
"Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertobat dan mencintai orang-orang yang mensucikan diri." (QS. Al-Baqarah: 222)
Seorang muslim yang kembali dari haji atau umrah hendaknya berusaha untuk tidak kembali kepada perbuatan dosa. Ini adalah bagian dari upaya untuk menjaga pahala dan kesucian yang telah diperoleh. Sebagaimana sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam:
الْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا الْجَنَّةُ
"Haji yang mabrur tidak ada balasannya kecuali surga." (HR. Bukhari dan Muslim)
Haji mabrur adalah haji yang diterima oleh Allah, dan salah satu tanda dari haji yang diterima adalah perubahan positif dalam perilaku seseorang setelah pulang dari Tanah Suci.
-
Melakukan Syukur Kepada Allah
Setelah menunaikan haji atau umrah, hal yang paling utama dilakukan adalah bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Bersyukur tidak hanya dalam bentuk ucapan, tetapi juga dengan meningkatkan kualitas ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah. Allah Ta'ala berfirman:
BACA JUGA: Hal-hal yang Dilarang Ketika Ihram
لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ
"Jika kalian bersyukur, niscaya Aku akan menambah nikmat kepada kalian." (QS. Ibrahim: 7)
Rasa syukur bisa diwujudkan dengan melaksanakan shalat, memperbanyak doa dan dzikir, serta meningkatkan ketaatan kepada Allah. Selain itu, banyak para ulama salaf yang menganjurkan agar seorang yang baru kembali dari haji atau umrah memperbanyak sedekah sebagai bentuk syukur kepada Allah atas nikmat perjalanan ibadah yang diberikannya.
-
Beristiqamah dalam Ibadah
Setelah pulang dari haji atau umrah, menjaga keistiqamahan dalam beribadah adalah salah satu tantangan terbesar. Imam Al-Qurthubi rahimahullah menjelaskan bahwa salah satu tanda haji yang diterima adalah meningkatnya ketakwaan dan keistiqamahan dalam menjalankan syariat setelah kembali dari Tanah Suci.
Para ulama menganjurkan agar seseorang yang pulang dari haji atau umrah tidak melupakan rutinitas ibadah seperti:
- Shalat berjamaah di masjid, khususnya shalat lima waktu.
- Membaca Al-Qur'an secara rutin.
- Bersedekah serta membantu sesama, terutama kaum fakir miskin.
- Memperbanyak doa dan dzikir, karena amalan ini menjaga hati tetap dekat dengan Allah.
Allah berfirman dalam Al-Qur'an:
اِنَّ الَّذِيْنَ قَالُوْا رَبُّنَا اللّٰهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوْا فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَۚ
"Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: ‘Tuhan kami adalah Allah’, kemudian mereka tetap istiqamah, maka tidak ada ketakutan atas mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati." (QS. Al-Ahqaf: 13)
Keistiqamahan setelah ibadah haji atau umrah adalah kunci untuk menjaga pahala dan meningkatkan kualitas ibadah yang telah diperoleh di tanah suci.
-
Menghindari Sifat Ujub dan Takabur
Terkadang, seseorang yang pulang dari haji atau umrah bisa terjebak dalam perasaan bangga (ujub) atau sombong (takabur) karena telah menunaikan ibadah yang besar. Hal ini perlu dihindari, karena ujub dan takabur adalah penyakit hati yang bisa merusak amal ibadah. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ".
"Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya ada sebesar biji sawi dari kesombongan." (HR. Muslim)
Sebaliknya, seorang muslim yang baru pulang dari haji atau umrah harus menundukkan diri dan bersikap tawadhu’ (rendah hati). Mengingat bahwa keberhasilan dalam menunaikan ibadah ini adalah karena karunia dan taufik dari Allah semata, bukan karena kekuatan atau kemampuan pribadi, bukan juga karena finansial .
-
Memberi Nasihat kepada Sesama Muslim
Seseorang yang telah menunaikan haji atau umrah memiliki pengalaman spiritual yang berharga. Oleh karena itu, salah satu hal yang dapat dilakukan setelah pulang dari Tanah Suci adalah berbagi nasihat dan pengalaman kepada saudara sesama muslim. Menyebarkan kebaikan dan memberikan motivasi bagi orang lain untuk melaksanakan ibadah haji atau umrah juga menjadi salah satu bentuk syukur.
Para sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam senantiasa menasihati dan menyemangati umat Islam untuk bersegera dalam melaksanakan ibadah haji dan umrah, serta menjaga amal ibadah mereka setelah pulang dari Tanah Suci.
-
Memperbaiki Hubungan dengan Sesama
Ibadah haji atau umrah juga mengajarkan kita tentang kesabaran, ketenangan, dan kepedulian terhadap sesama. Setelah pulang dari Tanah Suci, dianjurkan bagi setiap muslim untuk memperbaiki hubungan dengan sesama, baik dengan keluarga, tetangga, maupun rekan kerja.
Salah satu tanda ibadah yang diterima adalah munculnya kasih sayang dan kepedulian kepada orang lain. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
وَأَحَبُّهُ إِلَى اللَّهِ الَّذِي يُصِلُ الرَّحِمَ
"Dan orang yang paling dicintai oleh Allah adalah orang yang menyambung silaturahmi." (HR. Bukhari)
Dengan memperbaiki hubungan dengan sesama, seorang muslim yang baru pulang dari haji atau umrah dapat menjaga kebersihan hati dan meningkatkan kualitas ibadahnya.
Kesimpulan
Setelah pulang dari ibadah haji atau umrah, seorang muslim dianjurkan untuk:
- Memelihara kesucian diri dengan menjaga diri dari perbuatan dosa dan maksiat.
- Bersyukur kepada Allah dengan meningkatkan kualitas ibadah dan memperbanyak sedekah.
- Beristiqamah dalam ibadah dengan terus melaksanakan shalat, membaca Al-Qur'an, dan berzikir.
- Menghindari sifat ujub dan takabur, serta bersikap rendah hati.
- Memberikan nasihat kepada sesama dan berbagi pengalaman spiritual.
- Memperbaiki hubungan dengan sesama, menunjukkan kasih sayang, dan kepedulian.
Semua langkah ini sesuai dengan tuntunan manhaj salaf. Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala menerima ibadah haji atau umrah kita, serta memberikan kita kekuatan untuk terus menjaga seluruh amal ibadah kita yang telah peroleh. Aamiin.
Kunjungi Haramainku.com untuk panduan lengkap menjaga kesucian diri setelah haji dan umrah sesuai manhaj salaf!