Syukuran Berangkat Umroh, Hukum, Adab, dan Ucapan yang Dianjurkan
Syukuran Berangkat Umroh, Hukum, Adab, dan Ucapan yang Dianjurkan
Sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia, Indonesia menjadi salah satu penyumbang jamaah umroh terbanyak setiap tahunnya. Di samping semangat melaksanakan ibadah, masyarakat Indonesia juga terkenal dengan keberagaman tradisi keagamaan. Salah satunya adalah syukuran berangkat umroh.
Tradisi ini biasanya calon jamaah lakukan dalam bentuk pengajian atau doa bersama dengan tetangga serta kerabat sebelum bertandang ke tanah suci. Tidak hanya itu, bahkan ketika kembali, mereka juga mengadakan syukuran kepulangan umroh.
Lantas, bagaimana sebenarnya hukum syukuran umroh ini dalam pandangan Islam? Apa saja adab dan ucapan yang dianjurkan ketika seremonial keberangkatan maupun penyambutan kepulangan? Mari kita bahas secara lengkap.
Tradisi Syukuran Berangkat Umroh dan Maknanya
Di berbagai daerah di Tanah Air, pengajian sebelum umroh memang menjadi salah satu bentuk syukuran yang cukup populer. Acara tersebut biasa disebut dengan walimatus safar. Istilah ini berasal dari dua kata Arab. Di mana “walimah” berarti “pesta” atau “jamuan”. Sementara safar artinya “perjalanan”.
Maka, walimatus safar adalah tradisi mengadakan jamuan atau pengajian sebagai bentuk doa dan pelepasan. Tepat sebelum seseorang menunaikan perjalanan, khususnya menjelang ibadah seperti umroh maupun haji. Terdapat beberapa rangkaian acara walimatus safar.
Tahapannya tidak selalu sama. Namun umumnya diawali sambutan keberangkatan umroh dari calon jamaah kepada keluarga dan tamu undangan. Misalnya dengan ucapan berangkat umroh seperti berikut.
“Dengan segala kerendahan hati, kami mohon restu dan doanya agar kami mampu menjalankan umroh secara khusyuk. Mohon dimaafkan segala khilaf dan kesalahan kami. Semoga Allah memberi kelancaran dan menerima ibadah ini.”
Setelah itu, bisa berlanjut dengan memberi kesempatan bagi tamu atau keluarga sambutan pelepasan dengan ucapan dan doa, seperti:
“Semoga Allah SWT memberikan kelancaran dalam setiap langkah, menjadikan umrohnya mabrur, dan pulang membawa keberkahan.”
“Doa kami menyertai. Semoga ibadahnya penuh makna dan menjadi pengalaman yang kian mendekatkan kita kepada Allah SWT.”
Biasanya, dalam prosesi syukuran berangkat umroh juga ada pembacaan doa bersama oleh ustadz atau kyai. Kemudian tausiyah singkat yang mengandung nasehat dan pengingat tentang keutamaan ibadah umroh. Terakhir pemberian makanan atau sedekah sebagai bentuk syukur sekaligus silaturahmi.
Pandangan Islam terhadap Walimatus Safar
Jika mengacu pada perspektif fiqih, memang tidak ada dalil yang secara spesifik mewajibkan atau menyunahkan walimatus safar. Namun para ulama sepakat bahwa selama acara ini tidak mengandung kemaksiatan, maka sah-sah saja. Bahkan bisa bernilai ibadah karena mengandung kebaikan.
Walimatus safar juga menjadi sarana mempererat hubungan sosial serta memperbanyak doa. Apalagi memberi makan, memperbanyak dzikir, dan meminta restu sebelum umroh adalah bentuk tawadhu' dan adab yang terpuji.
Menyambut Orang yang Datang Umroh
Seperti telah tertera di atas, selain momen syukuran berangkat umroh, waktu kepulangan juga punya tradisi unik. Di mana syukuran kepulangan umroh seringkali tidak terlewatkan. Secara garis besar, rangkaian acaranya tidak jauh berbeda.
Hanya saja, dalam hal ini, Islam mengajarkan tentang adab menyambut tamu yang baru saja kembali dari perjalanan jauh. Terlebih lagi dari perjalanan ibadah seperti umroh atau haji.
Berdasarkan keterangan kitab Shahih al-Bukhari, Imam Al-Bukhari menuliskan sebuah bab khusus berjudul "Bab Istiqbalul Haji Al Qadimin". Dalam bahasa Indonesia artinya "Bab Penyambutan Orang Haji yang Baru Datang".
Di sana disebutkan riwayat dari Ibnu Abbas, yang menceritakan ketika Rasulullah kembali ke Makkah, ia mendapat sambutan anak-anak dari Bani Abdul Muthalib. Mereka berlari menyambut, hingga Rasulullah menggendong salah satu dari anak-anak tersebut.
Ini menunjukkan bahwa penyambutan dengan penuh kasih sayang dan hormat adalah sesuatu yang sudah semestinya. Maka dari itu, banyak masyarakat Indonesia yang menggelar syukuran kepulangan umroh untuk kembali bersilaturahmi. Contoh ucapan sambutan untuk jamaah yang baru pulang umroh antara lain:
"Selamat datang kembali dari tanah suci. Semoga seluruh ibadah umrohnya diterima oleh Allah, dan menjadi pribadi yang lebih baik serta penuh berkah."
“Alhamdulillah, semoga perjalanan ibadahnya menjadi inspirasi bagi kami semua yang mendengarnya.”
Tradisi syukuran berangkat umroh dan pulang umroh di Indonesia memang tidak diwajibkan dalam syariat. Meski begitu, acara seperti walimatus safar dapat bernilai positif bila jika kita lakukan dengan kegiatan yang baik dan bermanfaat. Khususnya sebagai sarana memperkuat keimanan serta hubungan sosial di tengah masyarakat.

