Menghindari Riya & Sum'ah

Kategori : Berita, Ditulis pada : 09 Juni 2023, 18:15:09

Salah satu syarat diterimanya amal adalah ikhlas karena Allah ta'ala. Tanpa ikhlas, amalan tersebut menjadi sia-sia. Syaitan tidak akan berhenti menggoda kita ke jalan yang salah, menjauhkan kita dari keikhlasan dalam beramal. Salah satu cara syaitan menggoda kita adalah Riya'

Riya adalah melakukan suatu amalan sehingga orang lain bisa melihatnya dan memuji dirinya. Termasuk ke dalam riya adalah Sum'ah, yaitu melakukan suatu amalan sehingga orang lain mendengar apa yang dilakukannya sehingga orang lain tersebut memuji dirinya. Riya' dan Sum'ah merupakan perbuatan dosa dan merupakan sifat orang-orang munafik.


Hukum Riya'

Riya' ada dua hukum:

a. Syirik akbar (besar)

Hal ini terjadi ketika seseorang melakukan seluruh amalnya untuk dilihat manusia, dan tidak ada sedikitpun keikhlasan dalam dirinya. inilah sifat yang dimiliki oleh orang munafik. Allah ta'ala berfirman,

اِنَّ الْمُنٰفِقِيْنَ يُخٰدِعُوْنَ اللّٰهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْۚ وَاِذَا قَامُوْٓا اِلَى الصَّلٰوةِ قَامُوْا كُسَالٰىۙ يُرَاۤءُوْنَ النَّاسَ وَلَا يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ اِلَّا قَلِيْلًاۖ

"Sesungguhnya orang munafik itu hendak menipu Allah, tetapi Allah-lah yang menipu mereka. Apabila mereka berdiri untuk salat, mereka lakukan dengan malas. Mereka bermaksud riya' (ingin dipuji) di hadapan manusia. Dan mereka tidak mengingat Allah kecuali sedikit sekali." (Q.S. An-Nisaa ;142)

b. Syirik asghar (kecil)

Hal ini terjadi ketika seseorang melakukan sebagian amalnya karena Allah ta'ala dan sebagian untuk selain Allah ta'ala. Sikap riya' ini terkadang menimpa orang yang beriman dan muncul di sebagian amal.

Hukum asal riya' adalah syirik asghar (kecil). Namun, riya' dapat berubah menjadi syirik akbar (besar)

dalam tiga keadaan:

  1. Jika seseorang riya' dalam pokok keimanan. misalnya ketika seseorang menampakkan dirinya dihadapan orang bahwa dia seorang mukmin demi menjaga harta dan darahnya.
  2. Jika seseorang riya' dan sum'ah dalam semua jenis amalan.
  3. Jika seseorang beramal untuk dunia dan tidak mengharapkan wajah Allah ta'ala.


Ibadah yang Tercampur riya' dan sum'ah

Bagaimana seseorang yang ibadahnya tercampur dengan riya'? Hukum masalah ini dapat diperinci pada beberapa keadaan. jika seseorang berniat beribadah untuk dilihat orang atau pamer, maka ibadah tersebut batal dan tidak sah. Adapun riya' dan sum'ah muncul di tengah-tengah ibadah maka ada dua keadaan. Jika amalan ibadah tersebut berhubungan antara awal dan akhirnya, misalnya riya' muncul di tengah-tengah sholat kita, maka riya' akan membatalkan sholat kita jika kita tidak berusaha menghilangkan. Jenis kedua adalah amalan yang tidak ada hubungan awal dan akhir, misalnya seseorang bersedekah, setengah dari harta yang dia sedekah tercampuri riya', maka sedekah yang tercampuri riya' tersebut batal, sedangkan sedekah yang lain sah.


Lebih Bahaya dari fitnah Dajjal

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda (yang artinya), "Maukah Kamu kuberitahu tentang sesuatu yang menurutku lebih aku khawatirkan terhadap kalian daripada (fitnah) Al masih Ad Dajjal? Para sahabat berkata, "tentu saja". Beliau bersabda, "syirik khafi (yang tersembunyi), yaitu ketika sesorang berdiri mengerjakan sholat, dia perbagus sholatnya karena mengetahui ada orang lain yang memperhatikannya". H.R Ahmad dalam musnadnya. Dihasankan oleh Syaikh Albani Shahiihul Jami’ (2604).

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjelaskan bahwa riya' termasuk syirik khafi yang samar dan tersembunyi. Hal ini riya' terkait dengan niat seseorang dan termasuk amalan hati, yang hanya di ketahui oleh Allah ta'ala semata. Hadits diatas menunjukkan tentang bahaya riya' karena Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam khawatir riya' menimpa para sahabatnya yang merupakan umat terbaik, apalagi terhadap umat setelah mereka radhiyallahu 'anhum. Kekhawatiran beliau shallallahu 'alaihi wa sallam lebih besar daripada kekhawatiran beliau shallallahu 'alaihi wa sallam terhadap ancaman fitnah Dajjal karena hanya sedikit yang selamat dari bahaya riya'. Fitnah Dajjal yang berbahaya, hanya menimpa pada umat zaman tertentu, sedangkan bahaya riya' menimpa seluruh umat manusia di setiap zaman dan setiap saat.


Berlindung dari Bahaya Riya

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah mengajarkan kita sebuah doa untuk melindungi diri kita dari syirik besar maupun syirik kecil. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengingatkan kita melalui sabdanya (yang artinya), ‘Wahai sekalian manusia, jauhilah dosa syirik, karena syirik itu lebih samar daripada rayapan seekor semut.’ Lalu ada orang yang bertanya, ‘Wahai Rasulullah, bagaimana kami dapat menjauhi dosa syirik, sementara ia lebih samar daripada rayapan seekor semut?’ Rasulullah berkata, ‘Ucapkanlah Allahumma inni a’udzubika an usyrika bika wa ana a’lam wa astaghfiruka lima laa a’lam (‘Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan syirik yang aku sadari. Dan aku memohon ampun kepada-Mu atas dosa-dosa yang tidak aku ketahui).”HR. Ahmad (4/403). Dishahihkan oleh Syaikh al Albani dalam Shahiihul Jami’ (3731) dan Shahih at Targhiib wa at Tarhiib (36).

Chat Dengan Kami
built with : https://erahajj.co.id