Mengenal Lebih Dalam Kuburan Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam

Kategori : Fiqih, Ditulis pada : 21 Juli 2023, 17:41:39

Kuburan Nabi shallallahu álaihi wasallam adalah salah satu tempat yang banyak didatangi oleh umat Islam untuk berziarah. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah melarang umatnya untuk mengunjungi kuburan, namun kemudian beliau mengizinkannya.

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُورِ فَزُورُوهَا

"Aku pernah melarang kalian untuk ziarah kubur, maka (sekarang) ziarahlah kubur" (HR Muslim no 977)

Dalam riwayat yang lain فَإِنَّهَا تُذَكِّرُكُمُ الْآخِرَةَ "Karena ziarah kubur akan mengingatkan kalian kepada akhirat" (HR Ibnu Majah no 1569)


Jika seseorang berada di kota Madinah, disunnahkan baginya untuk mengunjungi beberapa kuburan, termasuk kuburan Nabi shallallahu álaihi wasallam. Selain itu, ziarah juga dilakukan ke kuburan dua sahabat Nabi, yaitu Abu Bakar dan Umar radhiyallahu 'anhuma, yang dikuburkan di dekat kuburan Nabi shallallahu álaihi wasallam.


Adapun tata cara ziarah kubur Nabi, berikut ini adalah langkah-langkahnya. Pertama, berdiri menghadap kuburan Nabi shallallahu álaihi wasallam dengan sikap yang penuh adab dan mengucapkan salam kepadanya dengan kalimat

السَّلَامُ عَلَيْكَ يَا رَسُوْلَ اللهِ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ.

"Keselamatan atasmu wahai Rasulullah dan rahmat Allah serta keberkahanNya atasmu."

Selain itu, boleh juga ditambahkan doa dan shalawat kepada Nabi,

السَّلَامُ عَلَيْكَ يَا سَيِّدَ المْرُسْلَيْنَ وَإِمَامَ الْمُتَّقِيْنَ أَشْهَدُ أَنَّكَ قَدْ بَلَّغْتَ الرِّسَالَةَ وَأَدَّيْتَ الْأَمَانَةَ وَنَصَحْتَ الْأُمَّةَ وَجَاهَدْتَ فِيْ اللهِ حَقَّ جِهَاِدِهِ، فَجَزَاكَ اللهُ عَنْ أُمَّتِكَ أَفْضَلَ مَا جَزَي نَبِيٌّ عَنْ أُمَّتِهِ

"Kesalamatan atas anda wahai penghulu para rasul dan pemimpin orang-orang yang bertakwa, aku bersaksi bahwasanya engkau telah menyampaikan risalah Allah, engkau telah menunaikan amanah, engkau telah menasehati umat, dan engkau telah berjihad di jalan Allah dengan jihad yang sesungguhnya. Semoga Allah membalas kebaikanmu atas umatmu dengan balasan yang terbaik yang diberikan kepada seorang nabi atas umatnya"

Selain itu, boleh juga ditambahkan doa dan shalawat kepada Nabi.


Kemudian, bergeser sedikit ke kanan dan mengucapkan salam kepada Abu Bakar dengan kalimat,

السَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا أَبَا بَكْرٍ الصِّدِّيْقِ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

"Keselamatan atasmu wahai Abu Bakar as-Siddiiq dan rahmat Allah serta keberkahanNya atasmu."

Jika diinginkan, bisa ditambahkan ungkapan kekhalifahan Abu Bakar dan doa untuknya.

السَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا خَلِيْفَةَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَثاَنِيَهُ فِي الْغَارِ، جَزَاكَ اللهُ عَنَّا وَعَنِ الإِسْلاَمِ وَالْمُسْلِمِيْنَ خَيْرَ الْجَزَاءِ

"Keselamatan atas mu wahai khalifah (penerus) Rasulullah shallallahu álaihi wasallam, orang yang kedua bersama Nabi di Gua (Tsaur), semoga Allah memberi ganjaran bagimu atas jasamu terhadap kami, terhadap Islam dan kaum muslimin dengan ganjaran yang terbaik"


Selanjutnya, bergeser sedikit ke kanan lagi dan mengucapkan salam kepada Umar bin al-Khattab dengan kalimat

السَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا عُمَرُ الْفَارُوْقُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

"Keselamatan atasmu wahai Umar al-Faaruuq (sang pembeda antara kebenaran dan kebatilan) dan rahmat Allah serta keberkahanNya atasmu." Jika diinginkan, bisa ditambahkan ungkapan kekhalifahan Umar dan doa untuknya.

السَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا ثَانِيَ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنِ، جَزَاكَ اللهُ عَنَّا وَعَنِ الإِسْلاَمِ وَالْمُسْلِمِيْنَ خَيْرَ الْجَزَاءِ

"Keselamatan atas mu wahai khalifah yang kedua dari para al-Khulafaa’ ar-Rosyidin, semoga Allah memberi ganjaran bagimu atas jasamu terhadap kami, terhadap Islam dan kaum muslimin dengan ganjaran yang terbaik."

Setelah memberi salam kepada Nabi, Abu Bakar, dan Umar, sebaiknya segera pergi dan memberikan kesempatan kepada orang lain yang ingin melakukan ziarah. Hal ini untuk memastikan bahwa semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk berziarah ke kuburan tersebut.


Kesalahan-kesalahan dalam ziarah kubur Nabi shallallahu álaihi wasallam

Namun, terdapat beberapa kesalahan yang sering dilakukan dalam ziarah kubur Nabi.


Pertama, melakukan tabarruk dengan mengusap-ngusap dan mencium dinding kuburan Nabi. Hal ini tidak ada contohnya dalam ajaran Islam.


Kedua, melakukan thawaf di sekitar kuburan Nabi. Thawaf hanya diperbolehkan dilakukan di Ka'bah, bukan di kuburan Nabi. Melakukan thawaf di kuburan Nabi adalah perbuatan yang dilarang dan bisa mengarah kepada kesyirikan.


Ketiga, melakukan ibadah khusus di samping kuburan Nabi, seperti membaca Al-Qur'an atau berdzikir. Jika suatu amalan adalah umum, maka tidak boleh dilakukan secara khusus tanpa dasar dalil.


Keempat, memanggil nama Nabi dengan suara tinggi. Allah melarang umat Islam untuk meninggikan suara melebihi suara Nabi dan berkata padanya dengan suara keras.


Kelima, menghadap kuburan Nabi ketika berdoa. Seharusnya saat berdoa menghadap kiblat, bukan menghadap kuburan Nabi.


Keenam, tidak boleh meminta-minta kepada Nabi shallallahu álaihi wasallam. Nabi shallallahu álaihi wasallam adalah seorang hamba Allah, bukan Tuhan yang diminta-minta. Para sahabat yang sangat mencintai Nabi tidak pernah pergi ke kuburannya untuk meminta apapun, karena mereka menyadari bahwa Nabi telah wafat dan kehidupannya di alam barzakh berbeda dengan kehidupan di dunia.


Imam An-Nawawi berkata, "Tidak boleh thowaf di kuburan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan dibenci menempelkan perut dan punggung di dinding kuburan, hal ini telah dikatakan oleh al-Halimy dan yang selainnya. Dan dibenci mengusap kuburan dengan tangan dan dibenci mencium kuburan. Bahkan adab (*ziarah kuburan Nabi) adalah ia menjauh dari Nabi sebagaimana ia menjauh dari Nabi kalau dia bertemu dengan Nabi shallallau ‘alaihi wa sallam tatkala masih hidup. Dan inilah yang benar, dan inilah perkataan para ulama, dan mereka telah sepakat akan hal ini.


Dan hendaknya jangan terpedaya oleh banyaknya orang awam yang menyelisihi hal ini, karena teladan dan amalan itu dengan perkataan para ulama. Jangan berpaling pada perbuatan-perbuatan baru yang dilakukan oleh orang-orang awam dan kebodohan-kebodohan mereka. Sungguh yang mulia Abu Ali al-Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah telah berbuat baik dalam perkataannya :

"Ikutilah jalan petunjuk dan tidak masalah jika jumlah pengikutnya yang sedikit. Berhati-hatilah akan jalan kesesatan dan jangan terpedaya oleh banyaknya orang yang binasa (*karena mengikut jalan kesesatan tersebut).” Barangsiapa yang terbetik di benaknya bahwasanya mengusap kuburan dengan tangan dan perbuatan yang semisalnya lebih berkah, maka ini karena kebodohan dan kelalaiannya, karena keberkahan itu pada sikap mengikuti syari’at dan perkataan para ulama. Bagaimana mungkin keutamaan bisa diraih dengan menyelisihi kebenaran??" (Al-Majmu’ Syarh Al-Muhadzab 8/257, perkataan An-Nawawi ini juga terdapat dalam Hasyiah Al-‘Allamah Ibni Hajr al-Haitami ‘ala Syarh Al-Idhoh fi Manasik Al-Haj, cetakan Dar Al-Hadits, Beirut, Libanon hal. 501)


Semoga penjelasan mengenai ziarah kubur Nabi dapat bermanfaat bagi kita semua, dan semoga kita dapat melaksanakan ziarah dengan sikap yang benar dan beradab.

Chat Dengan Kami
built with : https://erahajj.co.id